Identifikasi Struktur Geologi Daerah Panas Bumi Way Panas Kecamatan Wonosobo Menggunakan Analisis First Horizontal Derivative dan Second Vertical Derivative Berdasarkan data Gaya Berat GGMPLUS
DOI:
https://doi.org/10.29303/goescienceed.v5i1.240Keywords:
Geothermal, Gravity Anomaly, Gravity Method, Derivative Analysis, Geological StructureAbstract
Indonesia memiliki potensi energi panas bumi yang melimpah. Daerah Panas Bumi Way Panas, Tanggamus, Lampung, merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi panas bumi untuk dikembangkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Gravity yang bertujuan untuk mengestimasi kedalaman zona anomali regional dan anomali residual daerah penelitian serta mengidentifikasi struktur geologi bawah permukaan menggunakan analisis First Horizontal Derivative (FHD) dan Second Vertical Derivative (SVD) data gaya berat. Data gaya berat yang digunakan pada penelitian kali ini adalah data GGMplus. Berdasarkan hasil pengolahan didapatkan nilai anomali regional daerah penelitian memiliki rentang nilai berkisar antara 30 sampai 92 mGal, sedangkan anomali residual daerah penelitian memiliki rentang nilai berkisar antara -20 sampai 14 mGal. Anomali tinggi berada pada zona-zona yang tersusun oleh batuan produk dari vulkanik Gunung Karua. Estimasi kedalaman zona regional daerah penelitian sebesar 2834.3 meter dan kedalaman zona residual sebesar 378.06 meter. Lalu berdasarkan analisis second vertical derivative (SVD) didapatkan hasil jika struktur geologi yang berkembang di daerah ini berarah Tenggara - Barat laut dan Barat daya – Timur Laut, serta pola struktur SVD memiliki korelasi yang cukup baik dengan struktut geologi yang ada pada peta geologi daerah penelitian.
References
Bellier, O., Bellon, H., Sébrier, M., & Maury, R. C. (1999). K–Ar age of the Ranau Tuffs: implications for the Ranau caldera emplacement and slip-partitioning in Sumatra (Indonesia). Tectonophysics, 312(2-4), 347-359.
Daud, Y., Sudarman, S., & Ushijima, K. (2000). Integrated geophysical studies of the Ulubelu geothermal field, south Sumatera, Indonesia. In Proceedings World geothermal congress (Vol. 28).
Daud, Y., Sulistyo, A., Fahmi, F., Nuqramadha, W. A., Sesesega, R. S., Rosid, S., ... & Subroto, W. (2019). First horizontal derivative and Euler Deconvolution in application for reconstructing structural signature over the Blawan-Ijen Geothermal area. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 254, No. 1, p. 012008). IOP Publishing.
Duprat, A. (1985). Geophysics in geothermal prospecting. International journal of energy research, 9(3), 241-276.
Fitriani, D. S., Putri, S. N. A., & Putrajy, I. F. (2020). Metode Gravitasi Untuk Identifikasi Sesar Weluki Dengan Analisis First Horizontal Derivative Dan Second Vertical Derivative. In Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) (Vol. 9, pp. SNF2020FA-53).
Husein, S., Setianto, A., Nurseto, S. T., & Koestono, H. (2015). Tectonic control to geothermal system of Way Panas, Lampung, Indonesia. In Proceedings World Geothermal Congress. Melbourne: Australia.
Imam, S. (2014). Struktur Bawah Permukaan Sekaran dan Sekitarnya Berdasarkan Data Gaya Berat. Unnes Physics Journal. 3(1).
Kusumah, Y. I., & Suryantini, H. H. (2010). Horizontal derivative from gravity data as a tool for drilling target guide in Wayang Windu Geothermal Field, Indonesia. In Proceedings World Geothermal Congress (pp. 25-29).
Pramumijoyo, S. (2008). Geometri Dan Kinematika Sesar Semangko Dam Citra Radar Dan Pengamatan Mikrotektonik Di Lapangan. Media Teknik, 30(2008).
Rosid, M. S., & Siregar, H. (2017). Determining fault structure using first horizontal derivative (FHD) and horizontal vertical diagonal maxima (HVDM) method: A comparative study. In AIP Conference Proceedings (Vol. 1862, No. 1). AIP Publishing.
Sarkowi, M. (2010). Identifikasi struktur daerah panasbumi ulubelu berdasarkan analisa data svd anomali bouguer. J. Sains MIPA, 16(2), 111-118.
Sarkowi, M. (2014). Eksplorasi Gayaberat.
Setyawan, A., Yudianto, H., Nishijima, J., & Hakim, S. (2015). Horizontal gradient analysis for gravity and magnetic data beneath gedongsongo geothermal manifestations, ungaran, Indonesia. In Proceedings World Geothermal Congress (pp. 1-6).
Sieh, K., & Natawidjaja, D. (2000). Neotectonics of the Sumatran fault, Indonesia. Journal of Geophysical Research: Solid Earth, 105(B12), 28295-28326.
Suharno. (2003). Geophysical, geological, and paleohydrological studies of the Rendingan-Ulubelu-Way Panas (RUW) geothermal system, Lampung, Indonesia. Thesis, Auckland Universities,.
Sumintadireja, P., Dahrin, D., & Grandis, H. (2018). A Note on the Use of the Second Vertical Derivative (SVD) of Gravity Data with Reference to Indonesian Cases. Journal of Engineering & Technological Sciences, 50(1).
Yusuf, M. (2011). Analisis Data Gayaberat Kombinasi Gravimeter Absolut(A10) dan Gravimeter Relatif (Lacoste Romberg). Tesis. Institut Teknologi Bandung.